NNCJABAR.COM | Ngamprah – Praktik Kerja Lapangan (PKL) Intervensi Gizi Masyarakat yang digagas oleh Poltekkes Kemenkes resmi ditutup pada Kamis, 4 September 2025. Penutupan ini menjadi penanda berakhirnya penugasan lebih dari 100 mahasiswa di enam desa di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, yang telah berlangsung sejak Maret 2025.
Acara penutupan yang digelar di aula Kecamatan Ngamprah ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Camat Ngamprah, Agnes Virganty, Wakil Ketua TP PKK Ngamprah, Euis Jaka, serta Dosen Poltekkes Kemenkes, Fred Agung.
Apresiasi dari Pemerintah Kecamatan
Dalam sambutannya, Camat Ngamprah, Agnes Virganty, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kontribusi para mahasiswa. Ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mewujudkan Bandung Barat sebagai wilayah new zero stunting.
“Kami dari kecamatan bersama TP PKK mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa Poltekkes Kemenkes yang telah melaksanakan praktik belajar lapangan dan mengumpulkan data keluarga berisiko stunting. Ini adalah ikhtiar kita dalam menurunkan angka prevalensi stunting,” ujarnya.
Selama PKL, para mahasiswa tidak hanya berfokus pada pengumpulan data, tetapi juga melakukan edukasi dan sosialisasi kepada keluarga berisiko stunting dan kader posyandu. Salah satu kegiatan puncak adalah perlombaan cipta menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang menggunakan bahan baku lokal.
Kolaborasi untuk Percepatan Penurunan Stunting
Dosen pembimbing PKL Poltekkes Kemenkes Bandung, Fred Agung, menjelaskan bahwa program ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama, yang dimulai Maret, mencakup pengumpulan data dan identifikasi masalah. Sementara itu, tahap kedua berfokus pada implementasi PKL dengan sasaran utama percepatan penurunan stunting.
Wakil Ketua TP PKK Kecamatan Ngamprah, Euis Jaka, menambahkan bahwa lomba cipta menu ini memberikan wawasan baru bagi kader posyandu. “Mereka jadi bisa mengombinasikan dan mengolah bahan lokal dari desa masing-masing dengan lebih inovatif,” katanya.
Beberapa inovasi menu yang lahir dari lomba ini mencakup:
* Salikaji (sate lilit khas Pakuhaji)
* Lumisa (lumpia ikan kembung isi sayur) dari Tanimulya
* Kekong (lapis cake gado bangkong) dari Gadobangkong
* Cis dari Cimareme
* Kaki Naga Lele dari Margajaya
* Heater Balen dari Cilame
Dengan berakhirnya PKL ini, diharapkan inovasi menu PMT lokal dapat terus diterapkan di posyandu-posyandu di Kecamatan Ngamprah, sejalan dengan arahan Bupati Bandung Barat dan Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Barat. Tujuannya adalah untuk mengolaborasikan program-program seperti Dapur Sehat atau Sistunting dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting secara berkelanjutan***
Suyud